Satu
setengah tahun berlalu, sejak Kai menyatakan perasaannya pada Kila.
Satu
setengah tahun berlalu, sejak Kila menjawab, "Aku mau".
Satu
setengah tahun berlalu, dan mereka, masih berdua.
Tapi, waktu memang suka bercanda. Rasanya tidak sampai kemarin mereka masih memamerkan ke mesraan di hadapan banyak orang. Apa yang berubah?
KAI
Kai, yang memang setingkat di atas Kila, kini sudah bekerja. Tapi semenjak kerja itulah, Kai mulai berubah.
Ia sendiri pun tidak mengerti mengapa perasaannya pada Kila mulai berubah. Bukan. Bukan tidak cinta lagi. Ia tahu persis, Ia masih menyayangi Kila. Hanya saja, mungkin sudah tidak sepenuh hati.Ia sebenarnya menyadari dengan jelas, apa yang harus dilakukannya untuk Kila. Seperti mendekap gadisnya ke pelukannya sesering yang Ia bisa, atau melukiskan senyuman di bibir gadisnya yang paling manis sedunia itu.
Tapi tidak. Kenyataannya, yang Ia lakukan hanyalah kerja, kerja dan kerja.
KILA
Perubahan terlihat pada Kila, sekitar 6 bulan setelah Kai mulai bekerja.
Semenjak
berpacaran dengan Kai, Kila memang jadi lebih terkenal dari sebelumnya. Banyak
orang yang tidak Ia kenal, menyapanya ketika berpapasan. Kila sudah mulai
terbiasa dengan sapaan. Tapi, ketika Kai sudah lulus dan mulai kerja (sampai
sekarang Kila masih bingung biang gosip kampus dapat info Kai sudah kerja dari
mana), Kila mulai menerima bentuk sapaan yang sedikit berbeda.
“Eh Kila,
mana Kai?” sapa orang yang tak dikenalnya sambil lalu.
“Eh, Kila?
Ayangnya udah kerja yah?” ada yang sedikit menyindir.
“Pagi Kila.
Gimana kabar Kai?” ada juga yang menyapa ramah
“Hai, Kila!
Meski Kai udah kerja, rukun-rukun yaa!” ada juga yang mendukung.
Awalnya,
Kila menanggapi semua sapaan itu dengan tersenyum. Karena ketika itu, Kai masih
sering menjemputnya dan memamerkan kemesraan. Karena ketika itu, Kai masih
membalas semua telepon dan SMS yang Ia kirimkan. Karena ketika itu, Kai masih
belum berubah.
Namun, perubahan mungkin memang sangat terlihat pada Kila, sehingga orang-orang
mulai mengendus ada yang tidak beres dengan hubungan mereka.
Kai, tidak lagi membuat pesta di rumah mereka, dan Kila hanya dapat menahan tangisnya dan memaksakan dirinya untuk tersenyum ketika seisi kampus bertanya padanya. Ia menutupi semuanya dengan berdalih, “Kai masih sibuk kerja. Biasa, ngejer karir.” kemudian segera beranjak pergi sebelum mereka bisa bertanya lagi.
Kai, tidak lagi membuat pesta di rumah mereka, dan Kila hanya dapat menahan tangisnya dan memaksakan dirinya untuk tersenyum ketika seisi kampus bertanya padanya. Ia menutupi semuanya dengan berdalih, “Kai masih sibuk kerja. Biasa, ngejer karir.” kemudian segera beranjak pergi sebelum mereka bisa bertanya lagi.
Gosip pun menyebar dengan cepat secepat mengikuti tiupan angin. Orang-orang
mulai berkicau. Ada yang memberikan dukungan, ada yang sedih karena kemesraan
dua sejoli seperti hampir berakhir, ada juga yang ingin keduanya segera berpisah.
“Eh, udah
denger belom? Katanya Kai dan Kila putus!” begitulah gosipnya.
Tanggapannya?
“Wah,
serius? Kai mau gak ya sama aku? Aku gak kalah cantik kok sama Kila!” ujar salah satu penggemar
Kai.
“Kila
yang lagi down pasti butuh bahuku
untuk berlindung. Kila, aku datang!” penggemar Kila pun mulai keluar dari
persembunyian.
“Aduh
seriusan? Jangan dooong! Mereka kan cute bangettt!!” ujar seorang gadis yang tampaknya
adalah penggemar keduanya, diikuti anggukan teman-temannya.
Gadis
yang menjadi sorotan hanya dapat menyembunyikan kepedihannya dalam-dalam. Dan setiap
kata-kata yang didengarnya, menjadi sembilu yang masuk dan menusuk dalam ke hatinya.
Ia tidak dapat berhenti memikirkan pertanyaan dari orang-orang. Apakah mereka
sudah putus? Apakah benar Kai meninggalkannya? Apakah benar, Kai sudah tidak
mencintainya?
Dengan semua keraguan dan kesedihan yang dialaminya, Kila berubah menjadi wanita pemurung yang menutup dirinya terhadap orang sekitar. Ia
menjadi wanita yang pemalu dan lebih banyak diam. Sebelumnya pun, Kila memang
tidak terlalu sering berbicara. Hanya saja, kini senyum tidak pernah pergi lama dari
bibirnya. Kini, murung hinggap lebih sering di hatinya. Dan teman-temannya,
hanya dapat memandang perubahan yang Ia alami dengan tatapan sedih. Mereka
berhenti menghibur dengan kata-kata kosong, tapi mereka tetap di sana menunggu
senyum di wajah sahabat mereka kembali.
<< Bersambung>>
Writer's Note:
(07/08/14) Aaaaakk!! Maaf ya guys! Kali ini sepertinya ceritanya kurang memuaskan. Aku harus meneruskan cerita ini di kantor. Kemarin-kemarin kan pas libur ya, jadi gak ada tekanan. Akk! Maaf, gak boleh beralasan ya! Ahh, anu, pokoknya maaf belum bisa memberikan yang terbaik. Nanti pas ada waktu akan aku perbaiki lagi di bagian-bagian yang kurang. Untuk sekarang, segini dulu ya!
(25/01/15) Seperti janjiku sebelumnya, aku berusaha memperbaiki beberapa adegan di chapter ini. Sebenernya chapter ini tetep bukan chapter favoritku meskipun sudah mengalami proses edit berulang kali. Jadi aku memutuskan untuk maju ke chapter selanjutnya, dan berusaha supaya bisa lebih baik lagi! Tetep baca "Cerita Kai dan Kila" ya temen-temen. Dukungan kalian yang membuatku memutuskan untuk melanjutkan cerita ini.
haha. itu writer's note nya punchline bukan sih? aku ngakak loh.
BalasHapuskenapa hrs diteruskan kak kalau merasa belum bagus? tunggu aja dulu. revisi sampai bagus kak. biar pembaca puas juga
setuju sama bang arman, kalau belum siap di lanjutin, jangan dulu dilanjutin kak...
HapusApa cuman aku yang telat baca cerpen ini? Whuffff...
BalasHapusPerkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
BalasHapusJika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)