Cahaya
pagi merembes memasuki mataku. Aku mengerutkan keningku, menyadari hari sudah
pagi. Menunggu nyawa sepenuhnya memasuki tubuh, aku menatap langit-langit dan
mendapati aku tidak berada di kamarku sendiri. Aku memandang sekeliling,
kemudian teringat aku pulang bersama seseorang semalam. Menyatukan kedua tangan
menutupi seluruh wajah, aku mencoba mengingat kenapa aku bisa melakukannya.
Dalam
waktu singkat pikiranku kembali padanya. Ya, dia. Penyebab aku memutuskan untuk
minum sampai pagi di klub langgananku. Dalam sekejap itu, aku kembali merasakan
sakit. Sakit dari hangover dan sakit
di hatiku.
Aku
menoleh ke samping dan melihat wajah orang yang membawaku pulang ke tempatnya
semalam. Oh, shit! Aku mengamati
wajahnya sekali lagi, and I got to admit
brotha’, he’s hot!
Aku
memberanikan diri untuk menyentuh rambut depannya yang terjatuh ke kening
karena terlalu pendek. Menikmati rambutnya yang halus di sela-sela tanganku.
Kenapa aku harus bertemu dengannya dalam keadaan mabuk? Aku menghela nafas
memuji ketidakberuntunganku.
“Nghh...”
Aku
menarik jemariku dengan cepat ketika dia mengeluarkan suara. Refleks. Aku
menunggu dia bangun dan membuka mata, tapi sepertinya dia mengigau. Tanpa sadar
senyum menyungging di bibirku. Lega, akupun beranjak menuju kamar mandi.
Sepertinya aku harus meminjam kamar mandi tanpa izin pemiliknya. Well, kalau
dia sudah sering one night stand seperti ini, seharusnya dia juga sudah biasa
meminjamkan kamar mandinya dalam tidur, kecuali wanita-wanita yang pernah tidur
dengannya memilih untuk tidak membersihkan diri ketika mereka bangun. Aku
mengernyit jijik membayangkan hal itu sambil masuk ke kamar mandi.
Selesai
membersihkan diri, aku mendapati dia sudah bangun dan terlihat bingung. Dia
melihat ke arahku, yang sudah mengenakan pakaian lengkap, dengan tatapan yang
aneh. Sepertinya Ia sedang berusaha mengingat dengan sangat keras apa yang
sudah dia lakukan padaku, atau mengira-ngira apa yang sudah AKU lakukan
padanya. Awkward!
“Hey,....”
aku memutuskan untuk membuka pembicaraan. “Sori, gue tadi pinjem kamar mandinya
buat bersih-bersih. You know, alcohol and
stuffs.”
“Ah, hey. Yeah, I know.” Dari jawabannya,
sepertinya Ia sudah cukup ‘sadar’. “You
can get your cloths laundry here if you want, and use my cloths for a while,”
Aku terkejut.
Laundry? Jangan bercanda. Mana ada
orang one night stand berlanjut ke laundry dan who knows, mungkin sarapan kemudian cuddle-cuddle in bed, nonton DVD berdua. This is a f*cking one night stand, if you know what I mean. Mungkin
dia sudah biasa meneruskan one night
stand ke one morning stand, but I’m not.
“Ah?
Kayaknya nggak usah, deh. Gue langsung pulang aja. Baju gue juga gak
kotor-kotor amat. I can change it when I
get back home. Hehehe.”
Dia
menggaruk kepalanya yang aku yakin sekali tidak sedang gatal kemudian
mengedikkan bahu sambil tersenyum dan berkata, “Okay, hati-hati ya pulangnya”
Aku
menganggukkan kepala dan tersenyum canggung. Mencari-cari tasku kemudian menuju
pintu kamarnya. Sebelum keluar aku berpikir sebentar kemudian berkata, “Ehm,
hey... makasih ya semalam.”
“For
what?” jawabnya refleks.
“For
taking me to your place, for everything we did after, yah pokoknya makasih aja
deh.” Kataku kemudian tertawa kecil sebelum akhirnya benar-benar
meninggalkannya yang masih melongo kebingungan.
Sesampainya
di rumah, aku melemparkan tasku sembarangan kemudian langsung menjatuhkan
diriku di sofa.
“Aku
benar-benar tidak pandai menghadapi one night stand” kataku berbisik. “Tapi
pria tadi cakep juga, agak bodoh sih. Pria cakep nggak punya otak katanya.
Mungkin memang benar.”
Aku
tertawa-tawa mendengar diriku sendiri berbicara. Aku sudah gila. Setelah puas
tertawa, aku menghela nafas panjang sambil menghadap ke langit-langit kamarku. Kenapa
aku benci berada di rumah dan memaksakan diriku untuk pergi ke klub semalam?
Karena aku tahu, ketika aku sendirian di ruangan yang penuh dengan memori
dengannya ini, aku akan kesepian dan kembali teringat pada Ia yang
meninggalkanku. Dadaku terasa nyeri, ketika lagi-lagi ingatan tentangnya
kembali menyusupi pikiran.
Aku
menggulingkan badan dalam posisi menyamping untuk menenangkan pikiranku
sejenak. Belum sempat menutup mata, alih-alih tenang, mataku menangkap sosoknya
di dalam frame foto. Dia yang sedang tersenyum, dia yang tampan, dan dia yang
pernah kusayang. Koreksi, masih kusayang. Aku memejamkan mata kencang, mencoba
mengalihkan pikiranku darinya. Tapi ingatan tentangnya malah terputar di otak,
seperti proyektor tua yang memutar pita hitam berisi kenangan tentang aku dan
dia.
Aku
menggelengkan kepalaku seakan itu dapat membantuku melupakannya. Tapi dia masih
di sana, tersenyum dengan senyuman khasnya. Menggodaku untuk naik ke atas
pangkuannya dan meraih kenikmatan bersamanya lagi seperti selama ini. Air
mengalir di mataku. Aku benci merasa seperti ini. Merasa menderita karena
ketidakadaan seseorang. Semua baik-baik saja sebelum dia datang di hidupku. Dan
aku seharusnya merasa baik-baik saja ketika dia pergi. Nyatanya, aku di sini
membayangkan hal intim dengannya, membayangkan senyumannya, membayangkan tatapan
matanya. Entah bagaimana aku harus mensyukuri kebodohanku.
Pulang
ke rumah sepertinya sama sekali tidak membantu. Aku mandi kilat, dandan kilat,
kemudian masuk ke mobil. Sambil memanaskan mesin mobilku, aku berpikir ke mana
lagi aku harus pergi. Setelah berpikir sejenak, aku memutuskan untuk belanja.
Menghabiskan uang sampai rekeningku kosong mungkin bisa membuat aku berhenti
memikirkan dia dan mulai memikirkan cara mendapatkan uang. Haha, ide bodoh. Ya
sudah, begitu saja.
Menghabiskan uang entah berapa sepertinya
cukup ampuh untuk mengalihkan pikiranku dari kenangan tentang dia. Aku akan
mengakhiri acara “Mengosongkan Hati dengan Mengosongkan Bank” yang disponsori
oleh kartu debit BCA dan BNI-ku ini dengan duduk unyu di foodcourt sambil makan es krim kesukaanku dan.... foto-foto
mungkin? Oh, yes, Im soooo gonna do that!
Aku
menaruh belanjaanku di kursi kemudian menikmati es krim di tanganku. Dengan
sendok es krim di mulutku, aku bertopang dagu dan mengamati pengunjung mall
yang lalu lalang di hadapanku. Tiba-tiba
seseorang mendatangi mejaku dan berdiri di sampingnya. Aku menengadahkan
wajahku dan mendapati wajah yang tadi pagi kunikmati ketika bangun tidur. Pria
itu! Sedang apa dia di sini?
“Hai!”
katanya ringan sambil tersenyum.
“...hai...”
jawabku ragu-ragu.
“Kita
ketemu lagi. Mungkin nggak sih ini takdir. Hahaha.” Ucapnya ringan. Eh, buset,
sudah main takdir-takdiran aja ini orang, pikirku.
“Ahahaha...”
tawaku garing. Ganteng sih, tapi kok agak cheesy
ya hit line-nya.
“By the way, tadi pagi kita belom
kenalan. Gue Damas. Lo?”
“Uh,
emang gue belom bilang nama gue semalem?”
“Well,
mabuk lo cukup berat dan gue bakal ngerasa bego kalau nanya nama orang ketika
dia hampir gak sadar karena kebanyakan minum.”
“Ohh...bener
juga” aku mengiyakan ucapannya. “It’s
Nelly. Boleh panggil itu, atau Nel. Your
choice.”
“Oke,
Nel. Jadi, lo sendirian aja nih?
Aku
merengut mendengar pertanyaannya.
“Yeah.
Seinget gue, gue gak sama siapa-siapa ke sini. Dan frankly speaking, lo juga bisa lihat sendiri kan?” aku menjawab
pertanyannya dengan sedikit jutek.
“Iya,
iya, I know you’re alone right now. Hahaha, is
that a sensitive topic for you? Karena gue cuma lagi nyari topik buat kita
obrolin.”
“Well, you don’t need to, karena gue udah
mau pulang.”
Dia
mengangkat kedua alisnya sambil tersenyum.
“Buru-buru
banget. Say, Nel, do you have a boyfriend?”
tanyanya frontal.
“What?”
“I said, do you have a boyfriend?”
Aku
bukannya tidak mendengar ucapannya. Aku hanya tidak percaya dia baru saja
menanyakannya.
“Kalau
nggak punya kenapa, kalau punya kenapa?”
“Kalau
nggak punya, well I want to hit on you.
Gue mau deket sama lo buat jadi pacar lo. Tapi kalau punya, yah terpaksa gue
rebut lo dari dia.” Jawabnya. Ia tersenyum penuh percaya diri.
Apa
yang harus aku lakukan? Kenapa aku harus one night stand dengan makhluk seperti
ini? Kenapa juga aku harus meladeni pembicaraannya dari tadi? Aku harus jawab
apa???? God, help me.
<<Bersambung>>
wah ada sponsor banknya :D
BalasHapusahahahaha XD
Hapuskan bank umum di Indonesia, gpp lah yaaa disebutin.. hahaa..
Ganti aja pemeran perempuannya jadi NUR biar singkron sama judulnya :v
BalasHapushahahaha, gak bisa dong XD
Hapusbaca judulnya, kayak baca nusantaranger dipadukan dengan avatar aang. haha. keren kak. aku masih mencari-cari Kinaryosih
BalasHapusAHAHAHHAA... ||\(._. )
HapusMaaf ya Kinar proyek besar. Jadi belum bisa dikerjain sekarang kayaknya. Cabal nyaah~~
Bagus ya ini?